Pembuatan Karya Tulis ini yang berupa Tanggapan, Kritikan, Saran & solusi yang memerlukan Niat & Semangat yang kuat dalam penyusunannya dengan terus mensinkronkan, mengkolerasikan.
Begitu memorable dan berkesan, semoga bermanfaat bagi perjuangan kedepan.
Versi Line: https://timeline.line.me/post/_dTb1-AgQ81KgChcGFbDWDU78plVk9uPFCcfK2f0/1157319990005024702
Cerita Awal membuat tanggapan ini adalah karena terinspirasi oleh Kakak tingkat di kampus, yang
memotivasi saya buat berlatih menulis, kemudian menjadi candu dalam berkarya. Dan ketika suatu saat di telepon untuk menerima hadiah berupa buku yang menarik yaitu: "Derap Kampus Perjuangan" yang mengisahkan perjuangan para Alumni ITS terdahulu. karena Tanggapan ini mendapat apresiasi dari teman teman yang lainnya berupa like & komen. Sebelum itu saya meminta bantuan ke mereka supaya di support tanggapan ini. Dan dalam jangka waktu 1 bulan teman" berhasil membantu saya untuk mendukung Tanggapan ini.
https://www.instagram.com/p/B5FGdrbgxPg/
berikut ulasannya, semoga bermanffat bagi sahabat..
Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa-jasa para pahlawannya, seperti kata Bung Karno “Negara Yang Besar adalah yang tidak
melupakan Jas Merah” Artinya tidak akan melupakan sejarah suatu bangsa tersebut.
Setiap tanggal 10 November diperingati sebagai Hari Pahlawan dengan membawa pesan
bahwa semangat para pahlawan yang gigih memerangi penjajah harus dijadikan teladan oleh
para generasi penerus bangsa dalam mengisi pembangunan. Pertempuran sengit dan heroik
tersebut ditandai juga dengan salah satu peristiwa bersejarah penyobekan warna biru pada
bendera Belanda di Hotel Yamato, sebagai bentuk rasa nasionalisme bahwa Merah Putih harus
dikibarkan. Sebagai pemimpin, Bung TOMO saat itu menggelorakan semangat berjuang
sampai titik darah penghabisan. Maka dari itu, dalam konteks kekinian, semangat untuk
membangun bangsa harus dikobarkan. Selanjutnya bendera belanda yang berwarna merah,
putih, biru dirobek oleh AREK-AREK SUROBOYO yang melakukan aksi heroik pada saat itu. Dan bendera Belanda tersebut
disisakan merah putih lalu dikibarkan kembali sebagai wujud nya akan kedaulatan bangsa
Indoesia yang telah sampai pada kemerdekaannya.
Dengan peristiwa tersebut, Lantas, pelajaran apa yang bisa diambil dari peristiwa
10 November? adalah bahwa semangat gigih bertempur melawan setiap hal yang merongrong dan
mengancam stabilitas nasional bangsa harus merasuki pada segenap elemen bangsa.
Maka dari itu Kita sebagai mahasiswa INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER harus
memiliki semangat juang para pahlawan. Dengan Ikhlas berkorban,waktu, fikiran & Aksi nyata.
Karekteristik seorang pahlawan adalah jujur, pemberani, dan rela melakukan apapun demi
kebaikan dan kesejahteraan masyarakat. Setiap orang harus berjuang untuk menjadi
pahlawan. Karena itu, hari pahlawan tidak hanya pada 10 November, tetapi berlangsung
setiap hari dalam kehidupan sehari-hari. Setiap hari kita berjuang paling tidak menjadi pahlawan untuk diri kita sendiri dan
keluarga. Artinya, kita menjadi warga yang baik dan meningkatkan prestasi dalam
kehidupan masing-masing.

KRITIK:
Bangsa kita sedang mengalami sebuah penjajahan gaya baru. Yaitu penjajahan yang tidak
dalam bentuk kekerasan fisik dan baku tembak namun terbentuk secara sistematis,
terstruktur dan masif. Penjajahan gaya baru ini justru lebih berbahaya dimana seluruh
aspek kehidupan masyarakat baik bidang ekonomi, sosial, politik, budaya dikendalikan
oleh pihak pihak yang semata mencari keuntungan bagi kelompoknya. Kita dapat meilhat hal-hal yang terjadi diNegara kita pada saat ini seerti konflik agama (sara) krisis mental,
Narkoba, pemecah belahan diseluruh sisi,korupsi yang merajalela, tindakan asusila
terhadap anak serta degradasi moral hilangnya rasa malu kita sebagai bangsa yang sejatinya
menjunjung tinggi adat ketimuran yang menghancurkan generasi muda bangsa ini.
(korupsi)
Tentara sekutu dan NICA sudah terusir dari bumi Indonesia, lalu, apa yang harus diperangi?
Jika korupsi adalah sesuatu hal yang merusak, maka korupsi harus bersama-sama diperangi. Penegakan hukum harus adil.
Namun, sangat disayangkan mutu peringatan itu terasa menurun dari tahun ke tahun,
terutama generasi muda Generasi muda sudah makin tidak menghayati makna hari pahlawan.
Hari Pahlawan yang selalu kita peringati Akan sangat ironi bila memperingati hari pahlawan
sebatas seremoni saja tanpa mengambil tauladan dari nilai-nilai perjuangan untuk diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Negeri kita sedang diwarnai kasus korupsi. Karena sudah melibatkan para pejabat tinggi
dan yang paling menyedihkan sudah melibatkan para penegak hukumnya sendiri.
(kemiskinan)
Mengingat korupsi merupakan akar dari kehancuran sebuah Negara. Hal lain yang harus
diperangi adalah kemiskinan. Berapa banyak jumlah orang yang masih hidup di bawah garis
kemiskinan, sementara jajaran pulau-pulau yang membentang memiliki kekayaan alam yang melimpah?
(krisis mental)
Ironinya, oleh -sebahagian pihak- tanggung jawab itu seolah dibebankan semuanya pada dunia
pendidikan. Kurangnya kreatifitas dalam mengajarkan nilai-nilai kepahlawanan seolah menjadi titik nadir dalam perjalanan bangsa ini. Kini –oleh
sebahagian masyarakat- kisah kisah pahlawan hanya sekedar dongeng pengantar tidur.
Sikap acuh ini bisa jadi bukan sepenuhnya kesalahan masyarakat, namun semua itu berawal
dari sistem yang dibangun sehingga pada akhirnya membuat masyarakat kehilangan akan
kebanggaannya terhadap para pahlawan-pahlawannya.

Oleh sebab itu, terkait dengan borok korupsiSelanjutnya, terkait dengan masalah
pemerataan pendidikan untuk anak bangsa. Salah satu indikator penting dalam masyarakat
yang makmur adalah terselenggaranya pendidikan bagi putra-putri bangsa. Namun, jika melihat fakta di lapangan, masih banyak anak yang putus sekolah,
padahal tidap-tiap warga negara berhak mendapatkan pengajaran dan negara menjamin serta
menyelenggarakan pendidikan bagi warga negaranya.
Hal ini didukung pula dengan perkembangan teknologi yang begitu pesat serta
perdagangan bebas yang merupakan efek dari globalisasi dimana cepat atau lambat negara
ini tak ubahnya sebagai sebuah sekat.
SARAN & SOLUSI:
Memulainya dengan lebih mudah dengan melakukan hal yang positif, melangkah kearah
tujuan yang benar,
Misalnya dalam membantu yang kesulitan, berbagi kebermanfaatan bagi sesama.
Kemudian yang juga lebih utama kepada orangtua kita, saudara, masyarakat, agama & bangsa.
Menjadi mahasiswa merupakan suatu tanggung jawab yang besar. Terlebih lagi menjadi
mahasiswa ITS, yang memiliki nilai historis panjang mengenai pembangunan & perjuangan
Indonesia. Sudah seharusnya kita ikut andil dalam pembangunan bangsa.

(semangat nasionalisme)
“Jadilah Pahlawan Masa Kini Yang Memiliki Kepedulian Terhadap Sesama, Menjadi Pahlawan
dalam Kehidupan Sehari-hari dan Rela Berkorban, Tanpa Pamrih, Pantang Mundur dan Percaya Kemampuan Sendiri,
VIVAT.!"
Sebagai insan muda, kita harus mampu memberi makna baru atas tonggak bersejarah
kepahlawanan dengan mengisi kemerdekaan dengan hal-hal positif yang bersinergi dengan perkembangan zaman. Pengalaman-pengalaman besar tidaklah hanya didapati melalui analisa semata. Tapi juga karya-karya monumental yang penting untuk menggugah kesadaran yang sudah lama bingung dan
terlelap. Di dalam dunia pemikiran kita tidaklah sekedar membutuhkan ide-ide baru melainkan juga 'alat baca' yang berpihak atas massa rakyat yang tertindas.
Untuk itu ke-Intelektual-an adalah bagian dari arus massa tertindas yang sebaiknya mengerti, memahami,
dan menyelami kehidupan masyarakat secara kompleks.

(pendidikan & revolusi mental)
Membuang keyakinan lama mungkin jadi syarat utama menuju pada tugas serta mandat
seorang intelektual terpelajar. Jika kita menoleh ke belakang, dulu kaum terpelajar yang
memperoleh kesempatan untuk menikmati pendidikan mempunyai satu cita-cita besar bagaimana bangsa ini bisa merdeka dari belenggu penindasan kolonial.
Untuk itu kita sebagai mahasiswa harus mengawali dengan niat yang baik dalam menjalani
perkuliahan, menerapkan PENDIDIKAN, PENELITIAN & PENGABDIAN,
karena “kuliah adalah ibadah, maka Prestasi adalah Dakwah” . Seorang terpelajar bukan semata-mata sosok yang mencintai pengetahuan, tapi bagaimana dapat dan mampu memberikan
gagasan-gagasan tentang perubahan yang bermanfaat.
(keadilan & kemajuan)
Diperlukan sosok-sosok masa depan yang memiliki sikap untuk membebaskan bangsa dari tirani. Keluar dari
keterpurukan, keluar dari kebodohan, dan keterbelakangan. Karekteristik seorang pahlawan
adalah jujur pemberani, dan rela melakukan apapun demi kebaikan dan kesejahteraan
masyarakat. Setiap orang harus berjuang untuk menjadi pahlawan.Untuk itu,
sebagai generasi muda, kita harus mampu memberi makna baru atas tonggak bersejarah
kepahlawanan dengan mengisi kemerdekaan sesuai perkembangan zaman.
Menghadapi situasi seperti sekarang kita berharap muncul banyak pahlawan dalam segala
bidang kehidupan.
Untuk dapat berperan dalam pembangunan, masyarakat harus sehat. Maka dari itu,
salah satu pekerjaan rumah yang perlu dirampungkan adalah memeratakan
layanan kesehatan di seluruh wilayah tanah air tanpa terkecuali hingga menyentuh
pelosok-pelosok.
Karena itulah, solusi-solusi baru dan tindakan konkrit untuk perubahan sosial mutlak dibutuhkan.
Semoga ini bisa menjadi permenungan kita bersama sebagai pemuda yang memiliki
tanggung jawab besar dalam proses pembangunan bangsa dalam merefleksikan
peringatan hari Pahlawan dan mengisi kemerdekaan ini lebih bermakna.

Sumber Referensi:
https://www.kompasiana.com/adihamdani/54f3e563745513792b6c8192/refleksi-hari-pahlawan-10-november-sudahkah-kita-menghargai-pahlawan
https://www.liputan6.com/citizen6/read/742709/refleksi-hari-pahlawan-pesan-terhadap-kaum-muda
https://darari17.blogspot.com/2018/11/aksi-10-nopember.html
#KMITSKritisdanKreatif
#AkuSepuluhNopember
#AksproBEMITS
Begitu memorable dan berkesan, semoga bermanfaat bagi perjuangan kedepan.
Versi Line: https://timeline.line.me/post/_dTb1-AgQ81KgChcGFbDWDU78plVk9uPFCcfK2f0/1157319990005024702
Cerita Awal membuat tanggapan ini adalah karena terinspirasi oleh Kakak tingkat di kampus, yang
memotivasi saya buat berlatih menulis, kemudian menjadi candu dalam berkarya. Dan ketika suatu saat di telepon untuk menerima hadiah berupa buku yang menarik yaitu: "Derap Kampus Perjuangan" yang mengisahkan perjuangan para Alumni ITS terdahulu. karena Tanggapan ini mendapat apresiasi dari teman teman yang lainnya berupa like & komen. Sebelum itu saya meminta bantuan ke mereka supaya di support tanggapan ini. Dan dalam jangka waktu 1 bulan teman" berhasil membantu saya untuk mendukung Tanggapan ini.
https://www.instagram.com/p/B5FGdrbgxPg/
berikut ulasannya, semoga bermanffat bagi sahabat..
“MEREFLEKSIKAN 10 NOVEMBER DALAM MEMBANGUN BANGSA”
Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa-jasa para pahlawannya, seperti kata Bung Karno “Negara Yang Besar adalah yang tidak
melupakan Jas Merah” Artinya tidak akan melupakan sejarah suatu bangsa tersebut.
Setiap tanggal 10 November diperingati sebagai Hari Pahlawan dengan membawa pesan
bahwa semangat para pahlawan yang gigih memerangi penjajah harus dijadikan teladan oleh
para generasi penerus bangsa dalam mengisi pembangunan. Pertempuran sengit dan heroik
tersebut ditandai juga dengan salah satu peristiwa bersejarah penyobekan warna biru pada
bendera Belanda di Hotel Yamato, sebagai bentuk rasa nasionalisme bahwa Merah Putih harus
dikibarkan. Sebagai pemimpin, Bung TOMO saat itu menggelorakan semangat berjuang
sampai titik darah penghabisan. Maka dari itu, dalam konteks kekinian, semangat untuk
membangun bangsa harus dikobarkan. Selanjutnya bendera belanda yang berwarna merah,
putih, biru dirobek oleh AREK-AREK SUROBOYO yang melakukan aksi heroik pada saat itu. Dan bendera Belanda tersebut
disisakan merah putih lalu dikibarkan kembali sebagai wujud nya akan kedaulatan bangsa
Indoesia yang telah sampai pada kemerdekaannya.
Dengan peristiwa tersebut, Lantas, pelajaran apa yang bisa diambil dari peristiwa
10 November? adalah bahwa semangat gigih bertempur melawan setiap hal yang merongrong dan
mengancam stabilitas nasional bangsa harus merasuki pada segenap elemen bangsa.
Maka dari itu Kita sebagai mahasiswa INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER harus
memiliki semangat juang para pahlawan. Dengan Ikhlas berkorban,waktu, fikiran & Aksi nyata.
Karekteristik seorang pahlawan adalah jujur, pemberani, dan rela melakukan apapun demi
kebaikan dan kesejahteraan masyarakat. Setiap orang harus berjuang untuk menjadi
pahlawan. Karena itu, hari pahlawan tidak hanya pada 10 November, tetapi berlangsung
setiap hari dalam kehidupan sehari-hari. Setiap hari kita berjuang paling tidak menjadi pahlawan untuk diri kita sendiri dan
keluarga. Artinya, kita menjadi warga yang baik dan meningkatkan prestasi dalam
kehidupan masing-masing.

KRITIK:
Bangsa kita sedang mengalami sebuah penjajahan gaya baru. Yaitu penjajahan yang tidak
dalam bentuk kekerasan fisik dan baku tembak namun terbentuk secara sistematis,
terstruktur dan masif. Penjajahan gaya baru ini justru lebih berbahaya dimana seluruh
aspek kehidupan masyarakat baik bidang ekonomi, sosial, politik, budaya dikendalikan
oleh pihak pihak yang semata mencari keuntungan bagi kelompoknya. Kita dapat meilhat hal-hal yang terjadi diNegara kita pada saat ini seerti konflik agama (sara) krisis mental,
Narkoba, pemecah belahan diseluruh sisi,korupsi yang merajalela, tindakan asusila
terhadap anak serta degradasi moral hilangnya rasa malu kita sebagai bangsa yang sejatinya
menjunjung tinggi adat ketimuran yang menghancurkan generasi muda bangsa ini.
(korupsi)
Tentara sekutu dan NICA sudah terusir dari bumi Indonesia, lalu, apa yang harus diperangi?
Jika korupsi adalah sesuatu hal yang merusak, maka korupsi harus bersama-sama diperangi. Penegakan hukum harus adil.
Namun, sangat disayangkan mutu peringatan itu terasa menurun dari tahun ke tahun,
terutama generasi muda Generasi muda sudah makin tidak menghayati makna hari pahlawan.
Hari Pahlawan yang selalu kita peringati Akan sangat ironi bila memperingati hari pahlawan
sebatas seremoni saja tanpa mengambil tauladan dari nilai-nilai perjuangan untuk diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Negeri kita sedang diwarnai kasus korupsi. Karena sudah melibatkan para pejabat tinggi
dan yang paling menyedihkan sudah melibatkan para penegak hukumnya sendiri.
(kemiskinan)
Mengingat korupsi merupakan akar dari kehancuran sebuah Negara. Hal lain yang harus
diperangi adalah kemiskinan. Berapa banyak jumlah orang yang masih hidup di bawah garis
kemiskinan, sementara jajaran pulau-pulau yang membentang memiliki kekayaan alam yang melimpah?
(krisis mental)
Ironinya, oleh -sebahagian pihak- tanggung jawab itu seolah dibebankan semuanya pada dunia
pendidikan. Kurangnya kreatifitas dalam mengajarkan nilai-nilai kepahlawanan seolah menjadi titik nadir dalam perjalanan bangsa ini. Kini –oleh
sebahagian masyarakat- kisah kisah pahlawan hanya sekedar dongeng pengantar tidur.
Sikap acuh ini bisa jadi bukan sepenuhnya kesalahan masyarakat, namun semua itu berawal
dari sistem yang dibangun sehingga pada akhirnya membuat masyarakat kehilangan akan
kebanggaannya terhadap para pahlawan-pahlawannya.

Oleh sebab itu, terkait dengan borok korupsiSelanjutnya, terkait dengan masalah
pemerataan pendidikan untuk anak bangsa. Salah satu indikator penting dalam masyarakat
yang makmur adalah terselenggaranya pendidikan bagi putra-putri bangsa. Namun, jika melihat fakta di lapangan, masih banyak anak yang putus sekolah,
padahal tidap-tiap warga negara berhak mendapatkan pengajaran dan negara menjamin serta
menyelenggarakan pendidikan bagi warga negaranya.
Hal ini didukung pula dengan perkembangan teknologi yang begitu pesat serta
perdagangan bebas yang merupakan efek dari globalisasi dimana cepat atau lambat negara
ini tak ubahnya sebagai sebuah sekat.
SARAN & SOLUSI:
Memulainya dengan lebih mudah dengan melakukan hal yang positif, melangkah kearah
tujuan yang benar,
Misalnya dalam membantu yang kesulitan, berbagi kebermanfaatan bagi sesama.
Kemudian yang juga lebih utama kepada orangtua kita, saudara, masyarakat, agama & bangsa.
Menjadi mahasiswa merupakan suatu tanggung jawab yang besar. Terlebih lagi menjadi
mahasiswa ITS, yang memiliki nilai historis panjang mengenai pembangunan & perjuangan
Indonesia. Sudah seharusnya kita ikut andil dalam pembangunan bangsa.

(semangat nasionalisme)
“Jadilah Pahlawan Masa Kini Yang Memiliki Kepedulian Terhadap Sesama, Menjadi Pahlawan
dalam Kehidupan Sehari-hari dan Rela Berkorban, Tanpa Pamrih, Pantang Mundur dan Percaya Kemampuan Sendiri,
VIVAT.!"
Sebagai insan muda, kita harus mampu memberi makna baru atas tonggak bersejarah
kepahlawanan dengan mengisi kemerdekaan dengan hal-hal positif yang bersinergi dengan perkembangan zaman. Pengalaman-pengalaman besar tidaklah hanya didapati melalui analisa semata. Tapi juga karya-karya monumental yang penting untuk menggugah kesadaran yang sudah lama bingung dan
terlelap. Di dalam dunia pemikiran kita tidaklah sekedar membutuhkan ide-ide baru melainkan juga 'alat baca' yang berpihak atas massa rakyat yang tertindas.
Untuk itu ke-Intelektual-an adalah bagian dari arus massa tertindas yang sebaiknya mengerti, memahami,
dan menyelami kehidupan masyarakat secara kompleks.

(pendidikan & revolusi mental)
Membuang keyakinan lama mungkin jadi syarat utama menuju pada tugas serta mandat
seorang intelektual terpelajar. Jika kita menoleh ke belakang, dulu kaum terpelajar yang
memperoleh kesempatan untuk menikmati pendidikan mempunyai satu cita-cita besar bagaimana bangsa ini bisa merdeka dari belenggu penindasan kolonial.
Untuk itu kita sebagai mahasiswa harus mengawali dengan niat yang baik dalam menjalani
perkuliahan, menerapkan PENDIDIKAN, PENELITIAN & PENGABDIAN,
karena “kuliah adalah ibadah, maka Prestasi adalah Dakwah” . Seorang terpelajar bukan semata-mata sosok yang mencintai pengetahuan, tapi bagaimana dapat dan mampu memberikan
gagasan-gagasan tentang perubahan yang bermanfaat.
(keadilan & kemajuan)
Diperlukan sosok-sosok masa depan yang memiliki sikap untuk membebaskan bangsa dari tirani. Keluar dari
keterpurukan, keluar dari kebodohan, dan keterbelakangan. Karekteristik seorang pahlawan
adalah jujur pemberani, dan rela melakukan apapun demi kebaikan dan kesejahteraan
masyarakat. Setiap orang harus berjuang untuk menjadi pahlawan.Untuk itu,
sebagai generasi muda, kita harus mampu memberi makna baru atas tonggak bersejarah
kepahlawanan dengan mengisi kemerdekaan sesuai perkembangan zaman.
Menghadapi situasi seperti sekarang kita berharap muncul banyak pahlawan dalam segala
bidang kehidupan.
Untuk dapat berperan dalam pembangunan, masyarakat harus sehat. Maka dari itu,
salah satu pekerjaan rumah yang perlu dirampungkan adalah memeratakan
layanan kesehatan di seluruh wilayah tanah air tanpa terkecuali hingga menyentuh
pelosok-pelosok.
Karena itulah, solusi-solusi baru dan tindakan konkrit untuk perubahan sosial mutlak dibutuhkan.
Semoga ini bisa menjadi permenungan kita bersama sebagai pemuda yang memiliki
tanggung jawab besar dalam proses pembangunan bangsa dalam merefleksikan
peringatan hari Pahlawan dan mengisi kemerdekaan ini lebih bermakna.

Sumber Referensi:
https://www.kompasiana.com/adihamdani/54f3e563745513792b6c8192/refleksi-hari-pahlawan-10-november-sudahkah-kita-menghargai-pahlawan
https://www.liputan6.com/citizen6/read/742709/refleksi-hari-pahlawan-pesan-terhadap-kaum-muda
https://darari17.blogspot.com/2018/11/aksi-10-nopember.html
#KMITSKritisdanKreatif
#AkuSepuluhNopember
#AksproBEMITS

Komentar
Posting Komentar